Itulahakibatnya jika tidak melakukan mandi wajib dengan benar,' 'Ketika mandi wajib tidak sah, ibadah yang dilakukan oleh seseorang turut tidak sah. Kamis, 30 Juni 2022
- Bagaimana jika pasangan suami-istri yang berhubungan badan malam hari, lupa mandi wajib menjelang subuh pada bulan puasa Ramadhan? Apakah mandi junub boleh dikerjakan ketika pasangan tersebut bangun sekitar jam 9 atau 10 pagi?Hakikat puasa adalah menahan diri. Dalam Fathul Qarib karya Syekh Muhammad bin Qasim Al-Ghazali, secara syara' puasa dimaknai sebagai menahan dari hal-hal yang membatalkan puasa disertai niat tertentu sepanjang siang hari, atau sejak terbitnya fajar shadiq hingga terbenamnya yang terkena kewajiban puasa pada bulan Ramadhan adalah dia yang beragama Islam, baligh, berakal, dan mampu berpuasa. Dengan demikian, puasa tidak wajib bagi orang yang memiliki sifat Fathul Qarib, terdapat 4 fardhu puasa. Yang pertama, niat di dalam hati. Jika puasa yang dikerjakan adalah puasa fardhu seperti Ramadhan, maka niat mesti dilakukan pada malam hari. Fardhu kedua adalah menahan makan dan minum. Jika lupa, maka puasa tetap sah. Namun, jika sengaja, puasa ketiga adalah menahan diri dari melakukan jima’ hubungan badan suami-istri dengan sengaja. Jika melakukan jima’ dalam keadaan lupa, hukumnya sama seperti makan dalam keadaan lupa. Terakhir, fardhu keempat adalah menahan dari muntah dengan sengaja. Hubungan suami istri di siang hari otomatis membatalkan puasa. Bahkan, jika seorang suami berhubungan badan dengan istrinya, ia tidak hanya dikenai kewajiban membayar puasa ganti pada hari lain. Ia juga dikenai denda berpuasa selama 60 hari berturut-turut, atau jika tidak mampu, memberi makan untuk 60 memberikan keringanan kepada suami istri selama bulan Ramadhan. Melalui surah Al-Baqarah ayat 187, hubungan suami istri dapat tetap dilakukan pada malam hari ketika tidak sedang berpuasa. Artinya, antara waktu setelah berbuka hingga sebelum terbitnya fajar waktu subuh. اُحِلَّ لَكُمْ لَيْلَةَ الصِّيَامِ الرَّفَثُ اِلٰى نِسَاۤىِٕكُمْ ۗ هُنَّ لِبَاسٌ لَّكُمْ وَاَنْتُمْ لِبَاسٌ لَّهُنَّ ۗ عَلِمَ اللّٰهُ اَنَّكُمْ كُنْتُمْ تَخْتَانُوْنَ اَنْفُسَكُمْ فَتَابَ عَلَيْكُمْ وَعَفَا عَنْكُمْ ۚ فَالْـٰٔنَ بَاشِرُوْهُنَّ وَابْتَغُوْا مَا كَتَبَ اللّٰهُ لَكُمْ ۗ وَكُلُوْا وَاشْرَبُوْا حَتّٰى يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ الْاَبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ الْاَسْوَدِ مِنَ الْفَجْرِۖ ثُمَّ اَتِمُّوا الصِّيَامَ اِلَى الَّيْلِۚ وَلَا تُبَاشِرُوْهُنَّ وَاَنْتُمْ عٰكِفُوْنَۙ فِى الْمَسٰجِدِ ۗ تِلْكَ حُدُوْدُ اللّٰهِ فَلَا تَقْرَبُوْهَاۗ كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ اللّٰهُ اٰيٰتِهٖ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَّقُوْنَ Latin Uḥilla lakum lailataṣ-ṣiyāmir-rafaṡu ilā nisā`ikum, hunna libāsul lakum wa antum libāsul lahunn, 'alimallāhu annakum kuntum takhtānụna anfusakum fa tāba 'alaikum wa 'afā 'angkum, fal-āna bāsyirụhunna wabtagụ mā kataballāhu lakum, wa kulụ wasyrabụ ḥattā yatabayyana lakumul-khaiṭul-abyaḍu minal-khaiṭil-aswadi minal-fajr, ṡumma atimmuṣ-ṣiyāma ilal-laīl, wa lā tubāsyirụhunna wa antum 'ākifụna fil-masājid, tilka ḥudụdullāhi fa lā taqrabụhā, każālika yubayyinullāhu āyātihī lin-nāsi la'allahum yattaqụn Artinya, "Dihalalkan bagimu pada malam hari puasa bercampur dengan istrimu. Mereka adalah pakaian bagimu, dan kamu adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwa kamu tidak dapat menahan dirimu sendiri, tetapi Dia menerima tobatmu dan memaafkan kamu. Maka sekarang campurilah mereka dan carilah apa yang telah ditetapkan Allah bagimu. Makan dan minumlah hingga jelas bagimu perbedaan antara benang putih dan benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa sampai datang malam. Tetapi jangan kamu campuri mereka, ketika kamu beriktikaf dalam masjid. Itulah ketentuan Allah, maka janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, agar mereka bertakwa,". Setelah berhubungan badan pada malam hari bulan Ramadhan, ada kalanya manusia lupa untuk mandi wajib hingga datangnya waktu puasa. Padahal, hal ini menjadi salah satu syarat sahnya sholat, terutama bagaimana dengan yang demikian? Apakah orang yang baru mandi wajib pada jam 9 pagi masih tetap sah puasanya? Hukum Mandi Wajib Puasa Ramadhan Mandi wajib atau biasa disebut dengan mandi junub merupakan perintah untuk membersihkan diri dari hadas besar dengan cara tertentu sesuai dengan syariat dalam Islam. Penyebab hadas besar di antaranya ialah berhubungan suami istri, haid, nifas, mimpi basah, hingga keluar wajib diperlukan sebagai syarat untuk melakukan sejumlah ibadah, seperti sholat dan membaca Al-Qur'an. Namun demikian, tidak ada ketentuan bahwa orang yang berpuasa harus mandi wajib terlebih dahulu sebelum subuh ketika dalam kondisi berhadas pula ketika melewati subuh. Puasa dianggap tetap sah meskipun orang tersebut belum mandi wajib dan telah memasuki waktu awal puasa atau setelah lewat subuh. Dalam salah satu hadis riwayat Bukhari dan Muslim, Nabi Muhammad saw. juga pernah mengalami masalah demikian. Dikisahkan dari Aisyah dan Ummu Salamah, Rasulullah pernah menjumpai pagi hari dalam kondisi junub karena jima', kemudian beliau mandi, dan terus berpuasa," HR Muttafaq Alaih. Imam Muslim dalam riwayat dari Ummu Salamah menyebutkan,"Rasulullah tidak mengqadha". Tidak mengqadha di sini bermakna bahwa Nabi tidak mengganti puasa tersebut. Artinya, puasa tadi tetap sah meskipun Rasulullah dalam keadaan junub ketika sudah tiba waktu versi lainnya, Aisyah pernah berkata, "Waktu fajar di bulan Ramadhan sedang beliau dalam keadaan junub bukan karena mimpi, maka mandilah mandi janabat beliau dan kemudian berpuasa," HR. Muslim. Lupa Mandi Wajib Saat Puasa Ramadhan Apa Boleh Jam 9 Pagi? Berdasarkan sejumlah sumber di atas, maka puasa seseorang akan tetap sah meskipun ia belum mandi wajib hingga terbitnya fajar ketika dalam kondisi puasa. Artinya, puasa tetap sah apabila mandi wajib itu baru dilakukan pada jam 9 demikian, jika pasangan suami-istri mandi wajib pada jam 9 atau 10 pagi, berarti mereka melewatkan shalat subuh yang hukumnya wajib. Pasalnya, seseorang baru bisa menjalankan shalat jika ia sudah terbebas dari hadas besar dengan mandi wajib tersebut. Junub termasuk kondisi seseorang memiliki hadas besar. Pasangan suami-istri akan rugi jika mereka menunda mandi junub lantas mengabaikan shalat subuh. Padahal, shalat adalah amal pertama yang dihisab dari seseorang pada Hari karenanya, mandi wajib sebaiknya segera dilakukan sebelum waktu subuh selesai. Dengan demikian, puasa tetap sah, dan pasangan suami-istri tidak lantas melewatkan shalat subuh. - Sosial Budaya Kontributor Beni JoPenulis Beni JoEditor Fitra Firdaus
Mandiada dua macam: Mandi wajib Adalah mandi karena disebabkan hadas besar. “ jika kamu junub maka mandilah..” (QS, al-Ma’idah :6) a. Hal-hal yang dikerjakan ketika mandi wajib ialah: a) Berniat b) Menghilangkan najis yang melekat dibadan c) Menyampaikan air kesemua kulit dan rambut kalau mandi itu hukumnya wajib. b. Sebab-sebab mandiPada kondisi tertentu, seorang muslim atau muslimah diwajibkan untuk mengerjakan mandi wajib. Kondisi tersebut antara lain, setelah bersetubuh atau berhubungan intim, keluarnya mani, setelah periode haid, masa nifas menurut agama Islam dan setelah melahirkan bagi wanita, serta ketika meninggal mandi wajib ada hal-hal wajib dilakukan dan tidak boleh ditinggalkan. Seperti niat, membasuhkan air ke anggota tubuh dan lainnya. Di samping kewajiban, ada pula hal-hal yang disunnahkan dalam mandi sajakah itu? Simak ulasannya berikut ini!Rasulullah shallahu alaihi wasallam bersabda,وسننه خمسة أشياء التسمية والوضوء قبله وإمرار اليد على الجسد والموالاة وتقديم اليمنى على اليسرى.“Dan sunnah-sunnahnya ketika melaksanakan mandi besar ada lima perkara. Membaca basmalah, berwudu sebelum mandi, menjalankan tangan ke seluruh tubuh, terus menerus, dan mendahulukan anggota kanan atas anggota kiri.“Membaca BasmalahKalimat basmalah bukan hanya menjadi satu hal yang wajib dalam adab tilawatil Quran, tetapi juga kalimat yang mulia dan baik untuk dilafalkan ketika hendak melakukan sesuatu apapun. Termasuk saat akan mandi اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِBismillahirrahmanirrahimKalimat basmalah memiliki arti yang amat baik yaitu, “Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang”, sehingga sangat tepat untuk dibaca saat akan memulai perbuatan yang Sebelum Mandi WajibSesungguhnya manfaat berwudhu dalam Islam ialah untuk membersihkan diri dari hadas kecil. Berwudhu wajib hukumnya ketika hendak melaksanakan sholat. Namun, dalam tata cara mandi wajib menurut Islam, berwudhu adalah bagian dari dari caranya tidak ada yang dibedakan, hanya pada saat niat, sertakan di dalamnya bahwa wudhu tersebut menjadi bagian dari mandi dengan Tangan ke Seluruh BadanMaksud dari amalan sunnah dalam mandi wajib ini ialah untuk meratakan air ke seluruh tubuh agar bersih seluruhnya. Gerakkanlah tangan untuk membersihkan diri mulai dari ujung rambut hingga ke ujung kaki. Gunakan air yang bersih dan memadai melakukan mandi wajib mestilah tertib dan terus menerus bermula dari satu tahap ke tahap selanjutnya, tanpa disertai jeda. Misalkan, setelah membasuh kepala maka langsung lanjutkan membasuh anggota tubuh yang lainnya, tidak perlu berhenti atau menunggu sesaat Bagian Tubuh yang Kanan Daripada yang KiriDalam Islam, memang sangat dianjurkan untuk melakukan berbagai hal dalam kehidupan mulai dari bagian yang kanan kemudian baru yang kiri. Hal ini karena bagian kanan dianggap lebih baik daripada Aisyah radhiyallahu anha, ia berkata,كَانَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – يُعْجِبُهُ التَّيَمُّنُ فِى تَنَعُّلِهِ وَتَرَجُّلِهِ وَطُهُورِهِ وَفِى شَأْنِهِ كُلِّهِ“Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam sangat menyukai mendahulukan yang kanan ketika memakai sendal, ketika menyisir rambut dan ketika bersuci, juga dalam setiap perkara yang baik-baik.” HR. Bukhari no. 186 dan Muslim no. 268.Itulah ulasan mengenai hal-hal yang disunnahkan dalam mandi wajib. Meskipun amalan sunnah, semoga kita bisa menjalankannya dengan sebaik mungkin. Tetaplah semangat untuk berjuang meraih ridho-Nya.
ØWajib ‘Aini yaitu suatu ketetapan yang harus dikerjakan oleh setiap muslim seperti : sholat 5 waktu, puasa bulan ramadhan, sholat jum’at dan lainnya. Ø Wajib kifayah yaitu suatu ketetapan apabila telah dikerjakan oleh sebagian muslim maka muslim yang lain terlepas dari kewajiban, seperti mengurus jenazah.
Menyucikan diri adalah hal penting bagi umat muslim karena jadi syarat sah beribadah, seperti shalat, membaca Al-Qur’an dan sebagainya. Cara mensucikan diri dari hadas kecil dan hadas besar sesuai ajaran islam adalah mandi wajib, atau juga biasa disebut mandi besar. Tidak jauh berbeda dengan amalan lain dalam islam, ada pula rukun mandi wajib yang harus dilakukan untuk menyucikan diri dari kondisi junub. Rukun mandi wajib ini jadi syarat sah mensucikan diri agar bisa kembali melakukan ibadah. Rukun Mandi Wajib Tata cara mandi wajib dalam Islam secara teknis telah diturunkan oleh Nabi Muhammad SAW tentang cara bersuci yang benar. Oleh karena itu, ada rukun mandi wajib sesuai ajaran Nabi SAW dalam praktik dari sejarah sumber daya manusia. Berikut ini beberapa rukun mandi wajib dalam tata cara melakukannya berdasarkan riwayat HR. Muslim dan Bukhari 1. Berniat Untuk Mengangkat Hadas Besar Mandi wajib juga dimulai dengan niat mengangkat hadas yang besar, termasuk mandi wajib. Kemudian, kita bisa membaca Bismillah sebagai awal untuk membersihkan diri. Kita tahu segala macam kegiatan, jadi kita harus memulai dengan Bismillah. 2. Niat Wajib Mandi Setelah Berhubungan Seks Berikut niat yang harus diucapkan sebelum melakukan mandi wajib setelah berhubungan seks “Nawaitul ghusla liraf’il hadatsil akbari minal janabati fardhan lillahi ta’ala” Artinya “Dengan menyebut nama Allah aku berniat mandi untuk membersihkan hadas besar dari jinabah, fardu karena Allah Ta’ala” 3. Niat Mandi Wajib Setelah Haid atau Nifas Jika hadas utama yang terjadi pada seorang wanita disebabkan oleh keluarnya darah dari organ intim setelah haid atau nifas, maka wajib melakukannya dengan niat sebagai berikut “Nawaitu ghusla liraf’il hadatsil akbar minan nifasi fardhan lillahi ta’ala” Artinya “Dengan menyebut nama Allah aku niat mandi untuk menghilangkan hadas besar dari nifas, fardu karena Allah Ta’ala” Setelah menyatakan niat kamu, lanjutkan prosedur yang ada. Prosedurnya sendiri sama untuk pria dan wanita. 4. Membasuh Semua Bagian Tubuh yang Terlihat Suatu hari, Ummu Salamah RA, bertanya kepada Rasulullah SAW tentang bagaimana cara mandi dan berkata “Mandilah engkau ambil tiga raup air ke arah kepala. Kemudian ratakannya seluruh badan. Maka dengan cara itu, sucilah engkau” HR Muslim Basuhlah seluruh bagian tubuh termasuk kulit dan rambut dengan air dan sebarkan semua air pada rambut hingga ke akar-akarnya. Tidak hanya itu, kamu perlu membasahi seluruh tubuh sebelum dan sesudahnya, termasuk rambut, kuku, seluruh rambut, telinga, dan alat kelamin. 5. Kondisi Rambut Tidak Diikat atau Terurai Rukun mandi wajib selanjutnya adalah kondisi rambut terurai atau tidak diikat. Ini dimaksudkan untuk membersihkan seluruh tubuh, tetapi jika rambut diikat ke belakang, tidak semua bagian terkena air, maka mandi wajib tidak dapat dilakukan sepenuhnya. Selain itu juga, dianjurkan agar wanita mencukur rambut kemaluan mereka segera setelah menstruasi. Dari sudut pandang Islam, mencukur bulu kemaluan sangat dianjurkan baik bagi wanita maupun pria, karena penting untuk menjaga kebersihannya agar tidak meninggalkan kotoran. Namun, meskipun mencukur rambut dan rambut sangat dianjurkan dalam Islam, perlu dipahami sekali lagi bahwa itu berbeda dengan mencukur alis. 6. Penggunaan Wewangian Bagi Wanita Pasca Menstruasi Perlu ditegaskan kembali bahwa ini bukan kewajiban, juga bukan sunnah. Berbagai jenis wewangian tersedia untuk wanita. Hal ini memungkinkan kamu untuk menambahkan aroma harum pada alat kelamin yang sebelumnya terkena darah menstruasi. Pada zaman Nabi sendiri, mereka biasanya menggunakan bunga kasturi. Di sisi lain, saat ini ada banyak sari bunga dan aroma lain yang menyucikan, harum dan bersih. Tata Cara Mandi Wajib Berikut ini adalah tata cara mandi wajib yang baik menurut Nabi Muhammad SAW yang telah diriwayatkan oleh Bukhari dan juga Muslim Bersihkan tangan terlebih dahulu sebelum nantinya digunakan untuk mandi atau dimasukkan ke dalam tempat penampungan air. Gunakan tangan kiri untuk membersihkan kemaluan dari sisa-sisa kotoran yang masih menempel. Setelah selesai membersihkan area kemaluan, maka bersihkan tangan dengan sabun hingga bersih. Lalu, berwudhu dengan tata cara yang benar sesuai dengan aturan serta rukunnya, seperti halnya saat kita akan menunaikan sholat. Membasuh kepala sebanyak tiga kali. Keramas dimulai dari kepala bagian kanan kemudian ke arah kiri dan sampai ke bagian sela-sela rambut agar benar-benar bersih. Bilas dengan air bersih dari badan bagian kanan baru ke arah sebelah kiri. Buku Ringkasan Fiqih Islam Ibadah & Muamalah yang ditulis Saleh Bin Al-Fazan ini bisa kamu jadikan referensi belajar tentang fiqih tentang mandi wajib berdasarkan hukumnya yang lengkap dan ringkas. Buku ini bisa kamu pesan dan beli Selain itu, ada gratis voucher diskon yang bisa kamu gunakan tanpa minimal pembelian. Yuk, beli buku di atas dengan lebih hemat! Langsung klik di sini untuk ambil vouchernya. promo diskon jPnS.